Wisata Halal Sumatra Barat Lama Tak Terdengar

Diskusi wisata halal terus menerus ada di Sumatra Barat. Pilihan terhadap genre wisata yang peduli terhadap kebutuhan muslim tersebut, menjadi pilihan dan kesepakatan yang tepat.
Mengapa tepat? Mari kita lihat kebelakang. Hal ini sesuai dengan falsafah Sumafera Badat Adat Basandi Syarak, Syadak Basandi Kitabullah. Kesepakatan ini juga telah ditandatangi kepala daerah, dari 19 kabupaten dan kota, provinsi bersama Menpar tahun 2016
Pengakuan terhadap wisata halal Sumatra Barat juga telah diraih secara nasional dan internasional. sumbar meraih 3kategori wisata halal dan 2 kategori dalam Worl halal tourism Award (whta) 2016
Namun. Tren wisata halal terkesan mencapai puncak dengan telah hadirnya Perda Wisata Halal Sumatra Barat. Perda yang melewati proses panjang itu telah disahkan tahun 2019 lalu. Proses ini panjang, karena Provinsi NTB telah membuat Perda itu tahun 2015. Tahun 2014 anggota DPRD NTB datang ke DPRD Sumbar mempelajari tentang falsafah daerah dalam rangka penyusunan Perda Wisata Halal NTB. Sumbar sendiri telah merencanakan Perda itu sejak tahun 2016.
Perda tersebut hingga kini sudah ada disosialisasikan. Isi Perda juga dinilai sebagian kalangan membuat genre wisata halal bergeser ke wisata syariah. Wisata halal dalam Perda tersebut juga telah memuat sekat wilayah wisata halal dan yang belum. Tapi nantilah kita bahas, perdebatan panjang tentang hal ini. Sekaligus menambah panjang daftar Perda di Sumbar yang dinilai tidak bergigi.
Pasca kompetisi, pasca pengakuan dan penghargaan, pasca hadirnya Perda, wisata halal di Sumatra Barat terkesan hilang. Pandemi covid-19 terkesan telah menghancurkan wisata. Hadirnya program sertifikat CHSE tidak begitu banyak diketahui masyarakat. Namun di lapangan, pengusaha pariwisata terus saja bergerak, mereka mengikuti aturan Prokes 3 M dan berusaha membatasi jumlah kunjungan
Banyak hal program wisata halal yang bisa diterapkan di Sumatera Barat. Misalnya membuat aturan turunan yang disesuaikan dengan kondisi pandemi, program daerah dan bisa saja kompetisi. Kami yakin denga pemerintahan baru di Sumatra Barat dan pemerintah Kabupaten dan Kota, akan tetap menjaga wisata halal. Walaupun itu program dari kepala daerah sebelumnya. Bukankah sesuatu yang baik patut dilanjutkan.
Kompetisi wisata halal, merupakan salah satu cara menyemarakan wisata halal. Di Sumatra Barat. Kita bisa membuat kategori – kategori khusus dengan sistem penilaian yang disepakati. Agar wisata halal di Sumbar terus membumi. Ini dimaksudkan untuk mendorong kemajuan fasilitas di Sumatera Barat untuk mendukung wisata halal. Sekaligus tentu saja ajang sosialisasi dan partisipasi masyarakat serta pelaku usaha secara tidak langsung.
Selain itu akses antara Sumatera Barat dan negara – negara yang asal turis wisata halal harus terus dibangun. Promosi dan informasi tentang apa yang kita miliki, apa yang kita bisa layani diinformasikan kepada mereka. Semoga bisa. (*)
Juli 2023