Riswan Saleh Siregar, Selalu Bersama Kami

Hari itu sekitar tahun 2000, saya dan kawan2 anggota dalam.proses, menjadi panitia buka bersama mapala unand di Kampus Jati, Universitas Andalas. Malangnya , ustad yang diharapkan untuk memberikan tausiyah jelang berbuka tidak datang. Sore makin mendekat, kami panitia kelabakan. Susah mencari pengganti dalam waktu singkat.
Saya jadi teringat riswan saleh siregar, kami dulu memanggilnya “Ucok”, panggilan khas Sumatera Utara untuk anak cowok. Riswan, merupakan teman satu angkatan di Biologi FMIPA Universitas Andalas 1998. Kos nya waktu itu ada beberapa kilometer atau beberapa menit perjalanan. Saya gas kesana, minta bantuan. Ketika diminta dalam kondisi terjepit itu, tanpa banyak tanya dan tidak mengelak sedikitpun ia menyanggupi walau sedang bersiap berbuka puasa di tempat kos. “Bagusnya tentang apa kita bahas,” sebutnya sambil jalan masuk ke ruangan tempat berbuka. Saya awalnya bingung, tentang pentingnya mencintai alam dan berjuang di perkuliahan, jawab sekenanya. Ok, sambutnya dengan senyum khas Riswan.
Tausiyahnya mengena, gaya anak muda yang cocok dengan yang hadir dan ilmu agama yang dimilikinya sukses “menggurui” selama tujuh menit jelang berbuka. Selesai memberikan tausiyah, masuk waktu berbuka ia minum dan makan sedikit lalu minta pamit. “Ada janji sama kawan,” katanya dan menolak untuk diantarkan kembali. Jasanya tidak akan terlupakan.
Hari – hari sebagai mahasiswa baru kami tidak lepas dari peran Riswan Saleh Siregar. Ketika diminta menjadi panitia Lomba Biologi (LOBI) dan (LKTI), kami bersemangat buat acara lebih baik. Nyaris berminggu- minggu setiap usai kuliah dan praktikum, di tempat M Nazri Janra kami berkerja. Kertas bekas print wartel disulapnya jadi kaligrafi yang indah dan sangat panjang. Bisa menutupi mengelilingi pinggiran plaza jurusan Biologi. Hebat……..

Riswan Saleh Siregar paling kanan duduk. Di belakangnya, saya sedang jongkok
Akhir Ospek kami terus menjadi tim yang kompak. Ustadz yang satu ini tidak berpantang dalam kegiatan. Ketika kami diminta buat inaugrasi, walau temanya tentang musik keras (rock) dengan ornamen cenderung underground. Ia juga ikut berperan aktif, termasuk dalam dekoratif panggung dan atraksi pentas seni. Yg saya ingat, kami bersemangat buat latar siluet pencambut nyawa, seperti film2 Barat. Itu untuk background panggung, dari kertas semen
Tahun- tahun berikutnya kami sudah mendapatkan komunitas yang berbeda. Saya sudah aktif di UKM Mapala Unand, Riswan aktif di Unit kegiatan mahasiwa FSI dan BEM FMIPA Universitas Andalas, kami juga selalu terlibat, pada kesempatan di acara Biologi dan FMIPA. Ia juga memberikan rekan2 Biologi porsi dalam berbagai kegiatan. “Bisa bantu tadabur alam,” sebutnya kepada kami?. Dasar anak Biologi, mendengar melihat alam ini kami bersemangat.
Riswan akhirnya menjadi ketua BEM FMIPA, sedangkan saya menjadi ketua Mapala Unand. Beberapa kawan lagi aktif di hobi masing-masing selain perkuliahan. Kami juga terus menangani banyak hal di kampus Ospek yang biasanya diisi dengan kerasnya suara senior, ditambahkannya Muhasabbah. Nangis semua peserta, panitianya juga :). Saya tidak, karena melihat Riswan, saya bahagia.
Kami bersama Riswan dan Riswan bersama kami
Selama perkuliahan, terjadi juga beberapa perbedaan antara kelompok. Teman – teman saya dan kelompok Riswan kadang sering tidak cocok. Bagi saya dan Ucok Riswan itu tidak jadi perbedaan. Kami sering diskusi. Cerita kami macam – macam saja, soal anak kafe dengan anak musholla. Soal kuliah dan kegiatan. Soal warna jilbab, celana senteng, kopiah haji, mendaki gunung dan lain – lain. Cara memilih pasangan bahkan jadi tema hangat kami Riswan selalu memberikan inspirasi. Candaannya memberikan arti.
Bertahun – tahun berlalu. Usai tamat kuliah, kami berpisah jauh, berbagai kota dan belahan negara. Biologi 98 berkumpul di group WhatApps B98. Ia cukup aktif disana, disela – sela mengajar dan kuliah serta urusan pribadi. Riswan selalu hadir dan tetap memberikan pencerahan serta solusi. .
Beberapa jam sebelum ia meninggalkan kita semua. Riswan juga ikut bercanda di group WA B98. Ia sedang “mempagarahan” postingan seorang teman. Posting saya terakhir, ikut serta memanaskan supaya group WA makin ramai. Biasanya setelah “heboh” kami tertawa bersama – sama. Namun postingan kali ini, tidak ada balasannya.
Menurut informasi Riswan dilarikan ke rumah sakit, karena tensi darahnya naik. Itu info yang disampaikan seorang kawan di dalam group WA. Kami mendoakan semoga kondisi Beliau segera baikan.
Beberapa waktu berlalu setelah itu. Tiba – tiba…postingan seorang teman, Nisa Khairunisa Daulai yang menyampaikan kabar duka. Ustad, Buya, Ucok Riswan Saleh Siregar telah mendahului kami semua. Innalilahi wa'Inalilahi Roji'un.
Sang pencipta telah memanggil Riswan. Semoga amal ibadahnya diterima. Istri dan anak serta kami yang kehilangan bisa tabah menghadapi hal ini. Kami semua berduka untuk seorang sahabat Riswan Saleh Siregar………..