Angkutan Online Sekarang dan Nanti

Debat panjang tentang angkutan online sudah menjadi masif. Umumnya masyarakat menyukai transportasi berbasis aplikasi itu. Sedikit yang berpihak kepada angkutan kota dan taksi.
Beberapa hal yang diungkapkan terhadap hadirnya transportasi online. Harga yang murah. Layanan antar jemput. Kemudahan mengakses layanan. Terutama kemajuan teknologi yang memudahkan masyarakat.
Ketidakpuasan terhadap angkutan yang ada sekarang, juga ditampilkan. Seperti layanan kurang bagus, antar jemput tidak maksimal dan tidak aman.
Angkot padang yang terkenal, juga masuk dalam kategori di protes. Badan angkutan seperti layaknya mobil balap, ceper dipenuhi stiker. Musik dan ruangan seperti area karaoke, di cap tidak baik. Prilaku sopir yang belok dan berhenti sembarangan, menuai kecaman. Malangnya sopir angkot marah, ketika angkutan online lebih disukai.

Sopir taksi dan angkot keroyok Ojek Online. Sumber https://img.okezone.com/content/2017/03/23/338/1649707/pascaricuh-transportasi-online-vs-angkot-kerugiannya-wah-4oziIp6WEZ.jpg
Saya mengamati fenomena ini sebagai sebuah teknologi sanubari. Ketika teknologi baru itu dicintai, yang lama akan dianggap basi. Umumnya masyarakat membandingkan transportasi berbasis aplikasi dengan angkutan umum dalam bentuk keseharian yaitu pengendaranya.
Sopir online biasa disebut dalam bahasa inggris, driver. Bahasanya sopan, ramah, pakaiannya dilapisi jaket resmi. Sedangkan angkutan kota adalah sopir yang ugal – ugalan. Ngomongnya kasar, bajunya biasa saja, tidak rapi serta sering tidak ramah.
Perbandingan juga terjadi pada kendaraan. Angkutan kota itu ceper, ngebut- ngebutan, musik keras dan tempat yang sempit. Transportasi online, kendarannya karena milik pengemudi biasanya bagus, kalau mobil ac nya hidup, layanan personal layak.
Lihat dari tarif, online murah, konvensional dianggap mahal. Check lagi layanan ojek atau angkot hanya bisa diakses di pangkalan, sedangkan transportasi online dari dan langsung ke lokasi yang diinginkan.

Angkutan online sumber : cnbc.com
Angkutan Online Juga Bisa Seperti Angkot
Saya memerkirakan, dalam keadaan nanti dimana semua angkutan transportasi kalah. Hanya ada angkutan online. Ada kemungkinan angkutan online, akan memonopoli pasar, menguasai jalanan. Prilaku pengendaranya juga akan seperti pengendara Angkot yang dianggap tidak baik sekarang.
Sayangnya, regulasi akan diatur secara terpusat dan mungkin saja akan merugikan driver online nantinya. Misal tentang ketentuan tarif, bonus dan jumlah poin yang harus dicapai.
Kembali ke pemerintah, harus memerhitungkan tentang segala aspek angkutan online sekarang dan nanti. Teknologi tidak akan bisa dihambat, namun teknologi layaknya adalah membantu. Hati nurani adalah inti. Maafkan kalau ada yang tidak sepakat.