Preman Tua Menantang Usia

Hari itu, saya mengendarai vw kodok. Lewat Pasar Siteba. Dari kejauahan seorang pria kurus tinggi, rambut memutih memberi kode. Dua jari dekat mulutnya
“Lai ado,” katanya sambil mendekati jendela vw yang menepi. “Adolah juragan. Mantah,” jawab saya sambil menyelibkan beberapa lembar kertas ke tangannya. “Pas jo makan sekalian. Makasih diak,” sebutnya tertawa. “Hahahaha,” saya juga pamit pergi. ” Lah mamakiak di belakang,” kata saya seiring makin ramainya suara klakson kendaraan di jalan padat itu.
Ia saya panggil juragan kadang uda (kakak). Dulunya adalah bos kami pada sebuah area parkir di ujung jalan permindo, Kota padang. Kami dengan beberapa teman, pulang kuliah sering gelar dagangan di emperan toko di daerah itu. Kami jualan macam-macam kerajinan tangan, parfum dan lain-lain.
Waktu itu pedagang emperan toko seperti kami dibolehkan oleh pemilik toko. Mungkin karena dagangan kami berbeda, jumlahnya pun tak banyak. Kami malah menitipkan Barang dagangan, karpet lapak dan beberapa atribut jualan di dalam toko, yang emperannya kami pakai. Toilet kami boleh numpang. Sebagai balas budi, biasanya kami ikut menyapu emperan toko dan bantu pegawai menutup kedainya.
Jadi tukang parkir kadang jadi pilihan jika juragan butuh bantuan. Sore hari kami bantu parkir sepedamotor. Nama asli juragan saya tidak tahu, ia pulang ke rumah ketika sudah pukul 21.00 wib. Malam itu kami juga parkir Mobil yang jumlahnya makin sedikit.
Juragan itu, bagaikan lekat dengan vw kodok. Kadang ia bisa memberi kode di daerah Simpang Haru, kadang di Ulak Kadang, kadang di dekat pertokoan Merlin, kode tangannya, tanda minta rokok.
Tubuhnya makin kurus. Rambut panjangnya makin pirang, bercampur rambut putih. Ia tetap berpakaian rapi. Pakai sepatu, baju masuk ke dalam. Dulu selalu baru, kini waktu ketemu warnanya sudah pudar2.
Bagi saya bertemu juragan kebahagian tersendiri. Banyak kisah kecil kami. Termasuk kisah haru saya dan kawan Feri Sapek di malam takbiran. Gaji dari parkir berhasil kami belikan kain sarung dan mukena untuk orang Tua kami. Walau sempat hilang beberapa jam. “Gadang Jaso uda tu dulu,” kata kawan Feri Sapek
Setelah vw kodok parkir saja di rumah. Juragan tidak lagi hadir. Tahunan sudah tak sua. Ingin rasa bertemu Sekedar ma ota dengan kopi setengah, rokok sebatang. Kits mungkin akan cerita tentang Permindo makin ramai, berusaha berubah, tapi tetap sama.
Jika ada waktu, dan Tuhan ridho mungkin akan ada banyak waktu untuk ota kita. Sudilah bertemu…
Januari 2023
Januari 2023